Sabtu, 15 Juni 2013

sudahkah kita?

It’s funny when we live in a century where everyone seems more serious about something that it’s not even their business and seems like forget about theirs.

Mungkin beberapa dari kalian tidak menyetujui kalimat saya di atas, tapi coba deh pikir baik-baik kebenarannya, sekarang manusia sibuk sekali dengan urusan orang lain. Tidak percaya? Coba amati berapa banyak manusia yang lebih banyak menjelajahi jejaring sosial untuk mengetahui kehidupan orang lain ketimbang menyebarkan kebaikan? Mereka sibuk mencari informasi mengenai kehidupan orang lain sebagai bahan pembicaraan dan bahasan bersama teman-teman dibandingkan dengan mencari informasi mengenai diri sendiri untuk memperbaiki diri, ironis? Ya lumayan. Tapi begitulah naluri manusia, lebih mudah mencari kesalahan orang lain ketimbang menemukan kesalahan diri sendiri lalu introspeksi diri. Peduli itu memang penting, tapi seringkali kita lebih mempedulikan hal-hal negatif dan mengungkapnya menjadi hal yang berlebihan dibandingkan dengan mengingatkan yang bersangkutan dan melupakan kesalahannya. Begitulah manusia.

Padahal Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Muslim itu saudara(nya) muslim. Ia tidak boleh mendzholiminya dan tidak boleh menyerahkannya ke tangan musuh. Barangsiapa yang berkenan memenuhi hajat kebutuhan saudaranya, maka Allah pasti memenuhi hajatnya. Barangsiapa melepaskan suatu kesulitan muslim, maka Allah akan melepaskan darinya salah satu kesulitannya pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi (aib) muslim, maka Allah akan menutupi (aib)nya pada hari kiamat.“
Begitu adil dan mudah bukan? :)

Saya tidak bilang bahwa saya sudah menjadi orang yang samasekali tidak membicarakan orang lain, justru post ini saya tulis untuk mengingatkan diri saya sendiri, semoga kita termasuk orang-orang yang dilindungi Allah SWT. Aamiin yaRabbal alamiin :D

0 komentar:

Posting Komentar