Rabu, 19 Juni 2013

puzzle


Hal tersulit dalam menulis adalah pemilihan kata, memastikan sudut pandang yang berbeda-beda bisa menginterpretasikan hal yang sama dengan penulis tanpa salah tafsir, meletakkan tanda baca agar sesuai intonasinya, dan sepertinya aku masih harus banyak belajar.

Beberapa menit saja ketika postingan di bawah saya publish saking sukanya sama blog saya temen saya ada yang komentar mengenai kesetujuannya akan isi blog saya, namun di sisi lain ada juga seorang teman saya yang mengomentari dengan no mention tweet yang bunyinya sangat tidak menyukai postingan saya. Entah saya yang salah menampilkan sudut pandang pada tulisan atau saya memang terlalu berlebihan. But really, saya ndak pernah kepikiran bahwa tulisan tersebut ditujukan untuk melebih-lebihkan keadaan sendirian itu. Bukan kesendiriannya intinya. Tapi pikiran-pikiran yang muncul saat sendirian itu. Sedih ketika kita memiliki sebuah pandangan namun dipandang dari sudut yang tidak pernah kita harapkan. Artinya memang masih harus banyak belajar, pekerjaan rumah lain, selain menjaga bicara ternyata tulisan saja sering disalah artikan.

Di saat yang sama teman saya yang mengomentari blog saya mengirimkan sebuah gambar yang sangat bagus analoginya, Life is a puzzle.


Memang benar dalam hidup kita menemukan potongan-potongan puzzle yang berbeda-beda, namun itu semua akan membentuk suatu tampilan yang indah ketika segala ketidakcocokan bisa disatukan dengan sebuah kata yang disebut memahami. Andai saja kita bisa saling memahami dan mau menilai dan merunut sesuatu secara detail lebih dahulu. Mengutip dari sebuah tweet seorang teman “perspektif itu luas, sangat luas. Maka jangan berpikir sempit, sangat sempit.”

0 komentar:

Posting Komentar