Jumat, 20 Juli 2012

sesulit itukah menyadari sebuah kebahagiaan?

banyak orang yang bilang bahagia itu sederhana, yah sederhana kalau kita mau memandangnya secara sederhana.
tapi itu dia, banyak di antara kita yang mematok terlalu muluk serangkaian indikator kebahagiaan dalam hidup, harus saya akui termasuk diri saya sendiri.


saya seringkali malu atas keluahan yang saya lontarkan terhadap hidup saya, tapi bagaimana, harus saya akui terlalu banyak pil pahit yang saya telan semenjak masa pertumbuhan dan perkembangan saya hingga kini, bila sebagian dari kalian merasa saya berlebihan, tidak apa, itu memang hak pembaca, saya mengerti kadang ada hal-hal yang orang tidak bisa bayangkan hanya melalui beberapa paragraf tulisan dari perempuan yang bahkan usianya masih 18 tahun, 18 tahun aja udah bilang hidupnya pahit hahhaa.


justru, saya mengatakan 18 tahun ini hidup saya terasa pahit karena harapannya nantinya sudah tidak ada lagi jatah pil pahit yang akan saya tenggak secara paksa, lagi. karena kondisi maupun situasi.
tidak, saya tidak menyalahkan siapapun dengan keberadaan saya di tempat yang Allah kehendaki ini, tidak mungkin juga kan? toh buat apa? tidak ada yang bisa saya ubah dengan takdir Allah, saya hanya belum cukup dewasa untuk menerima penolakan ke-tiga kalinya di tempat yang sudah saya idam-idamkan. :)


tapi pagi ini, ayah saya menyambungkan telepon ke nenek saya satu-satunya di payakumbuh yang jaraknya ribuan kilometer dari sidoarjo tentunya. hanya dari suara saja beliau tau saya sedang sakit, belum saya belum cerita apa-apa, saya hanya berkata, "mungkin ai kecapean nek" tapi beliau langsung berkata "sudah nak, sudah jangan dipikirkan lagi yang kemaren, rencana kita memang banyak tapi rencana Allah yang paling baik, percayalah nak."


seketika, ada air yang hangat mengalir dari sudut mataku, bagaimana bisa orang yang ribuan kilometer jauhnya bisa paham betul apa yang aku rasakan sebaik orang rumah bisa rasakan, tapi bagaimana pula orang-orang terdekat selain orang rumah bisa selewat saja menghiburku, mereka tidak mengertikah bahwa ini adalah hal pertama yang benar-benar aku impikan.


sedari kecil aku sudah dibiasakan untuk tidak menginginkan sesuatu secara berlebihan, maka dari itu tidak pernah ada rasa ingin yang berlebihan dari diriku, kecuali hal satu ini, cuma hal  ini. dan aku gagal mendapatkannya, tidakkah mereka paham? 


tidak masalah, bukankah aku yang memang sulit untuk dipahami dan sulit untuk berbagi, karena ada sekat-sekat yang aku rasa memang bukan hal yang pantas untuk diceritakan. hanya saja..... yasudahlah, ikhlas memang bukan hal yang mudah, tapi aku pasti bisa.


yang aku tahu, Allah akan menyadarkanku dengan segera, menunjukkanku hikmah di antara segala penolakan yang ak terima, bahkan ketika aku punya dua rencana dan keduanya gagal, Allah pasti punya rencana terbaik, aku tunggu itu yaRabb :)


tidak masalah ketika kalian membaca dan merasa tulisan ini begitu kekanak-kanakan dan apalah itu, tapi selalu ada cerita dibalik seseorang, termasuk aku. hanya mereka yang berbicara di belakang yang tidak benar-benar ingin paham.

1 komentar:

  1. bahagia itu masalah hati, bukan harta duniawi seperti di surat ali-imran:14 :)

    BalasHapus