سَوُّوْا صُفُوْفَكُمْ
فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَةِ
semakin hari bukannya semakin bersinggungan antar jari kelingking dengan jamaah di sebelah dan bersentuhan bahu, namun semakin menjauhnya sampai bisa diselipi minimal satu anak kecil di antara jamaah satu dengan yang lain, ini yang saya alami ketika berada di jamaah wanita, terutama ibu-ibu, seringkali beliau ketika didempet malah bergeser, bagi mereka lurus dan rapat shaf adalah cukup dengan bersebelahannya sajadah. tentu saja shaf yang dimaksud bukan sekedar sajadah, kan? miris melihat fenomena seperti ini, bukannya sok alim, tapi mengingat dosa udah keterlaluan banyaknya, sayang banget kalau solat jamaah pun jadi gak sempurna dapet pahalanya gegara hal-hal seperti ini.
sedangkan, di jamaah laki-laki sepengamatan saya sepertinya hal ini mungkin tidak begitu sering terjadi karena..... ya karena umumnya laki-laki jarang bawa sajadah sendiri yang ukurannya besar-besar seperti pada shaf perempuan, hmm.
lalu harus bagaimana? entahlah, saya juga bukan alim ulama yang bisa menerka kira-kira bagaimana solusi dari permasalahan ini, mungkin tulisan ini lebih banyak ditujukan untuk curahan hati, silahkan komen jika berkenan, karena ini adalah suatu fenomena yang sering sekali terjadi di sekitar kita sampai sudah dianggap wajar. pathetic.
saya sih cuma bisa nempelin jamaah di sebelah, kalau yang satu gak mau mepet ya mau gimana lagi, kadang juga uda diingetin cuma senyum, berbaik sangka saja mungkin orangnya ndak denger atau kurang paham ajakan saya. hehe.
jujur wawasan mengenai shaf yang benar baru saya mengerti ketika SMA jadi mungkin wajar ketika orang lain belum banyak memahami, semoga kita bisa menjadi bagian orang-orang yang membiasakan apa yang benar, bukan membenarkan apa yang sudah biasa (quoted by Mas Deno).
ya gitu aja deh hehe, kali ada yang mau komen mengkritisi, silahkan, dibaca aja uda seneng ;'3
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus