It’s funny when we live in a century where everyone seems
more serious about something that it’s not even their business and seems like
forget about theirs.
Mungkin beberapa dari kalian tidak menyetujui kalimat saya
di atas, tapi coba deh pikir baik-baik kebenarannya, sekarang manusia sibuk
sekali dengan urusan orang lain. Tidak percaya? Coba amati berapa banyak
manusia yang lebih banyak menjelajahi jejaring sosial untuk mengetahui
kehidupan orang lain ketimbang menyebarkan kebaikan? Mereka sibuk mencari
informasi mengenai kehidupan orang lain sebagai bahan pembicaraan dan bahasan
bersama teman-teman dibandingkan dengan mencari informasi mengenai diri sendiri
untuk memperbaiki diri, ironis? Ya lumayan. Tapi begitulah naluri manusia,
lebih mudah mencari kesalahan orang lain ketimbang menemukan kesalahan diri
sendiri lalu introspeksi diri. Peduli itu memang penting, tapi seringkali kita lebih
mempedulikan hal-hal negatif dan mengungkapnya menjadi hal yang berlebihan
dibandingkan dengan mengingatkan yang bersangkutan dan melupakan kesalahannya. Begitulah
manusia.
Padahal Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA, Rasulullah
SAW bersabda:
“Muslim itu saudara(nya) muslim. Ia tidak boleh
mendzholiminya dan tidak boleh menyerahkannya ke tangan musuh. Barangsiapa yang
berkenan memenuhi hajat kebutuhan saudaranya, maka Allah pasti memenuhi
hajatnya. Barangsiapa melepaskan suatu kesulitan muslim, maka Allah akan
melepaskan darinya salah satu kesulitannya pada hari kiamat. Dan barangsiapa
yang menutupi (aib) muslim, maka Allah akan menutupi (aib)nya pada hari
kiamat.“
Begitu adil dan mudah bukan? :)
Saya tidak bilang bahwa saya sudah menjadi orang yang
samasekali tidak membicarakan orang lain, justru post ini saya tulis untuk
mengingatkan diri saya sendiri, semoga kita termasuk orang-orang yang
dilindungi Allah SWT. Aamiin yaRabbal alamiin :D
0 komentar:
Posting Komentar